Waspadai FOMO - Fear of Missing Out
Apa sih FOMO?
Apakah Anda sering merasa khawatir kurang up-to-date alias "kudet" apabila sebentar saja tidak membuka medsos atau membaca dan membalas pesan singkat? Apakah Anda merasa kudet apabila belum pernah nongkrong di cafe yang lagi hits tempat nongkrong anak muda? Apakah Anda merasa kesal karena tidak diajak teman untuk nongkrong di tempat gaul? Kalau "iya", mungkin Anda perlu waspada terjangkit sindrom FOMO (fear of missing out) alias khawatir ketinggalan sesuatu.Seperti Apa Gejala Sindrom FOMO?
Anda perlu waspada telah terjangkit FOMO bila selalu mengalami perasaan ini:
- Cemas atau kesal karena selalu berpikir bahwa teman-teman Anda sedang bersenang-senang tanpa mengajak Anda.
- Selalu ingin tahu apa yang sedang dilakukan atau didiskusikan teman-teman lain dengan mengecek secara terus-menerus medsos atau grup diskusi.
- Takut menyesal karena ketinggalan kesempatan yang menguntungkan akibat tidak mengecek medsos atau grup diskusi
- Takut apabila tidak berpartisipasi adalah pilihan yang salah.
Kalau hanya merasakan sekali-sekali saja, tentunya Anda tidak perlu khawatir terjangkiti FOMO - walaupun harus tetap waspada. Lain halnya kalau Anda selalu merasa ketakutan kurang update akibat tidak mengecek medsos atau grup diskusi dan secara terus-menerus memeriksa HP, mungkin Anda harus sudah mulai mewaspadai sindrom yang satu ini.
Apa Bahaya Sindrom FOMO?
Orang yang terjangkit FOMO akan merasakan kebosanan dan rasa kesepian yang parah, walaupun sesungguhnya mereka sangat aktif dalam dunia maya. Perasaan ini timbul karena orang yang terjangkit FOMO selalu merasa khawatir keaktifan mereka di dunia maya tidak pernah cukup untuk membuat mereka tidak kudet. Mareka akan selalu mencari dan memastikan tidak ketinggalan informasi terakhir dengan terus menerus memeriksa medsos dan puluhan grup diskusi yang ada di HP nya.
Bisa dibayangkan betapa tersiksanya orang tersebut? Lama kelamaan, perasaan kudet kronis itu akan akan mulai mengganggu kualitas hidup, merusak mood, memicu emosi, dan merusak rasa percaya diri.
Hmm sepertinya lebay ya? Beruntunglah kalau Anda belum terjangkit virus FOMO, tetapi tetaplah waspada dengan senantiasa mengurangi/membatasi akses ke medsos dan grup-grup diskusi.
Bagaimana Mencegah Sindrom FOMO?
Mengurangi akses ke media sosial dan grup diskusi mungkin bisa menjadi langkah awal. Kalau saat ini Anda selalu memeriksa HP setiap beberapa menit sekali, cobalah ubah kebiasaan tersebut menjadi beberapa jam sekali. Untuk memastikan bahwa pesan yang betul-betul penting tidak terlewatkan, cobalah untuk membuat nada dering/notifikasi yang berbeda untuk orang-orang penting seperti keluarga atau atasan Anda.
Matikan HP Anda ketika sedang tidur, terutama di malam hari. Jangan sampai nada dering mengganggu istirahat Anda yang berharga.
Cobalah untuk melihat kembali tujuan hidup Anda. Apakah benar hidup Anda hanya akan dihabiskan dengan memikirkan apa yang dipikirkan orang lain - hanya agar tidak kelihatah kudet? Cobalah untuk melakukan hanya yang penting untuk diri Anda dan orang-orang terdekat/keluarga Anda. Mengapa harus mengurusi urusan orang lain sementara urusan Anda menjadi terbengkalai?
Cobalah menikmati apa yang sedang Anda jalani pada saat ini. Mungkin pada saat ini Anda sedang bekerja, belajar, atau bahkan bersenang-senang bersama pasangan, keluarga, atau handai taulan. Sangat disayangkan momen-momen ini menjadi rusak dan tidak dapat dikenang karena Anda terlalu sibuk memeriksa HP. Ajak orang-orang di sekitar Anda untuk mematikan HP atau mengaktifkan mode senyap selama momen tersebut.
Cobalah cari kegiatan di dunia nyata untuk mengembangkan diri/bakat Anda - atau hanya sekedar bersenang-senang; misalnya membaca, bermain musik, memasak, menulis, mengerjakan keterampilan tangan, merakit sepeda, memodifikasi kendaaraan, dll.
Ketika hendak membagikan foto atau video di medsos, cobalah untuk bertanya pada diri sendiri. Apa motivasi Anda? Apakah motivasi Anda adalah pamer atau menarik perhatian agar tidak kalah update dengan rekan-rekan lain? Sekali dua kali memamerkan foto/video jalan-jalan Anda yang menyenangkan tentunya tidak mengapa, tetapi apabila terus-terusan membagi foto/video hanya untuk membuktikan bahwa Anda tidak kalah update dari yang lain hanya akan membuat Anda semakin terjerumus dalam jurang FOMO.
Sadarilah bahwa tiap-tiap orang punya kehidupan sendiri-sendiri termasuk Anda. Apabila seorang rekan membagikan foto/video jalan-jalan ke tempat yang belum pernah Anda kunjungi, cobalah untuk berpikir positif bahwa rekan tersebut sedang tidak mengajak bersaing tetapi hanya ingin membagi kebahagiaan liburannya bersama Anda.
Waspadai beberapa teknik marketing/iklan atau ajakan di medsos yang dapat membuat Anda terjerat dalam sindrom FOMO. Anda tentu pernah mendengar iklan/ajakan untuk membeli, berlangganan, atau mengunjungi suatu tempat agar Anda tidak left behind alias tertinggal dari yang lain? Tentunya tidak semua ajakan tersebut negatif dan dapat diikuti. Kemampuan dan kearifan Anda untuk memilah-milah ajakan tersebut menjadi kunci dalam kasus ini.
Semoga artikel singkat ini bermanfaat untuk Anda, tetaplah bersyukur untuk apa yang Anda miliki saat ini: pekerjaan, keluarga, rumah, dan aktivitas Anda jalani. Bersyukur atas apa yang dimiliki niscaya dapat menghindarkan Anda dari sindrom FOMO.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar