Kunci Jawaban TTS Asah Otakmu Indoesia Kunci Jawaban Tatarucingan Sunda Kunci Jawaban Tebak Siapakah Aku Kunci Jawaban Tebak Gambar Komplit (Jams Studio) Kunci Jawaban Tebak-tebakan 2020 - Tebak Kata (Jams Studio) Kunci Jawaban Asah Otak Tebak Siapa Aku (KeySurya)
Kunci Jawaban TTS Asah Otakmu Indoesia Kunci Jawaban Tatarucingan Sunda Kunci Jawaban Tebak Siapakah Aku Kunci Jawaban Tebak Gambar Komplit (Jams Studio) Kunci Jawaban Tebak-tebakan 2020 - Tebak Kata (Jams Studio) Kunci Jawaban Asah Otak Tebak Siapa Aku (KeySurya)

Apakah Anda Beresiko Terkena Serangan Jantung?

 Ada dua metode yang biasa digunakan para dokter untuk memperkirakan resiko seseorang terkena serangan jantung di masa yang akan datang. Metode pertama yang cukup umum dan sering Anda lihat pada laporan Medical Checkup adalah Coronary Risk Ratio alias Cholesterol Ratio.

Menghitung Coronary Risk Ratio/Cholesterol Ratio dapat dilakukan dengan membagi angka kolesterol total dengan angka HDL Anda. Sebagai contoh, apabila kolesterol total Anda adalah 150 dan angka HDL Anda adalah 40, maka rasio Cholesterol ratio Anda adalah 150/40 = 3.75. Semakin besar rasio Total Cholesterol:HDL Anda, semakin besar resiko Anda terkena serangan jantung. Rasio optimal adalah 3.5. Walaupun begitu, laporan Medical Checkup Anda mungkin akan mencantumkan batas atas rasio kolesterol adalah < 4.7. Pada prinsipnya, upayakan agar rasio kolesterol Anda mendekati 3.5.


Cara lain yang lebih dipercaya oleh beberapa dokter lainnya adalah dengan menghitung non-HDL cholesterol level yang mewakili kadar kolesterol non-HDL yang ada di dalam darah Anda. Tingkat kolesterol non-HDL dapat dihitung dengan cara mengurangkan angka kolesterol total dengan angka HDL. Sebagai contoh, untuk kasus sebelumnya maka tingkat kolesterol non-HDL adalah 150-40 = 110. Angka optimal untuk tingkat kolesterol non-HDL adalah 130. Semakin tinggi angkanya, semakin besar pula resiko terkena serangan jantung. 

Pada dasarnya, kedua cara di atas dimaksudkan untuk memprediksi seberapa besar resiko seseorang terkena serangan jantung agar dapat diambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menurunkan resiko sampai ke batas optimalnya. 

Cara penghitungan di atas memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk kolesterol total dan HDL. Kebanyakan rapid test kit (test cepat) yang tersedia di apotik-apotik hanya mampu memberikan informasi mengenai kadar kolesterol total dan tidak dapat memberikan komposisi HDL, LDL, dan Trigliserida yang membentuk total kolesterol tersebut. Walaupun cukup berguna, total kolesterol kurang dapat menggambarkan resiko serangan jantung, terutama bila nilainya < 200 mg/dL. 

Pada umumnya, kita akan puas bila mengetahui bahwa tingkat kolesterol total masih di bawah batas tertinggi yaitu 200 mg/dL. Walaupun begitu, indikator tersebut tidak mampu menggambarkan rasio kolesterol maupun tingkat non-HDL kolesterol Anda. Sebagai contoh, walaupun nilai Total Kolesterol Anda hanya 160 mg/dL, tetapi apabila tingkat HDL juga rendah, misalnya 30; maka resiko terkena serangan jantung masih cukup tinggi. Berdasarkan kedua cara perhitungan di atas, Rasio Kolesterol HDL terhadap Total Kolesterol adalah 180/30 = 6 dan tingkat non-HDL kolesterol adalah 180-30 = 150. Kedua angka tersebut melebihi nilai optimal rasio kolesterol (3.5) dan tingkat non-HDL kolesterol (<130).

Walaupun begitu tidak berarti uji kolesterol total saja tidak berguna. Pengujian ini setidaknya dapat memberikan peringatan dini bagi Anda apabila nilai total kolesterol > 200 mg/dL. Dengan nilai kolesterol melebihi batas aman, Anda harus mulai waspada terhadap meningkatnya resiko penumpukan LDL di dalam darah yang dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular.

sumber: 
http://www.mayoclinic.org

Postingan Terbaru


Komentar

Rekomendasi